Cari Blog Ini
Senin, 17 April 2017
Liga Muslim India
LIGA MUSLIM INDIA
oleh: Fatkhiana
Ide-ide tentang berdirinya negara Islam di India di mulai
pada masa Sir Sayid Ahmad Khan, Muhammad Iqbal, dan direalisasikan Muhammad Ali
Jinnah melalui Liga Muslik dengan mendirikan negara Pakistan yang berasaskan
Islam. Dan banyak sekali peranan Muhammad Ali Jinnah dalam menegakkan Negara
Islam Pakistan yang menjadi Republik Islam Pakistan.
Liga muslim (All
Indian Muslim League) berdiri pada 30 Desember 1906 dengan ketuanya yaitu
Salimullah, setelah sebelumnya telah berdiri All Indian National Congress,
atau yang biasa disebut dengan Kongres.[1]
Partai Liga Muslim
adalah partai politik
yang berperan dalam
menyelesaikan pertikaian yang fundamental antara umat Muslim dan umat
Hindu di India. Partai
ini juga bergerak
dan aktif memperjuangkan kemerdekaan
umat Muslim dari
agitasi politik yang
di dominasi kaum
Hindu di pemerintahan
kolonial Inggris. Menurut
penulis, munculnya Liga Muslim dan Kongres merupakan salah satu proses dalam pergerakan
nasional bangsa di India.
Bangkitnya
kesadaran nasional di India pada akhir abad XIX dan awal abad XX ditimbulkan
oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternalnya terutama adalah
penjajahan Inggris terhadap India dengan kebijakan-kebijakan politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan agamanya. Sedangkan faktor internalnya adalah tumbuhnya
kesadaran diri dalam rakyat India, khususnya golongan terpelajar bahwa mereka
dijajah oleh Inggris. Kemajuan harus diupayakan oleh mereka sendiri. Mulai dari
berdirinya Kongres dan Liga Muslim, serta
kerjasama keduanya yang mengahsilkan Lucknow
Pact. Dan hingga akhirnya pada 14 Agustus 1947 menjadi momentum penentu
dengan disahkannya Negara Pakistan oleh Inggris bagi komunitas Muslim India.[2]
Berdirinya Liga Muslim disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1.
Munculnya aliran radikal di dalam Kongres
yang dimotori oleh B.G. Tilak dalam rangka menghidupkan kembali tradisi politik
dan keagamaan Hindu (Maratha) yang bersifat militan, bahwa India untuk bangsa
Hindu.
2.
Penolakan Kongres atas rencana Viceroy Lord
Curzon (1898-1905) untuk membagi Benggala menjadi dua provinsi dalam tahun
1905, yaitu Benggala Barat bagi penduduk yang beragama Hindu dan Benggala Timur
bagi penduduk yang sebagian besar beragama Islam. Penolakan umat Hindu ini
dengan alasan bahwa pembagian Benggala sama artinya dengan memecah belah tanah
air India.
3.
Kegagalan pemberontakan umat Islam terhadap
pemerintahan Inggris di India pada tahun 1857. Umat Islam selalu dicurigai
dalam langkah kegiatannya.
4.
Diskriminasi Inggris terhadap umat muslim,
dengan menjauhkan anak-anak mereka dari pendidikan.
Tujuan Liga Muslim yang berbeda dengan Kongres. Kongres
bertujuan untuk menyatukan seluruh golongan dalam masyarakat India dalam
memperjuangkan India dari Inggris (karena dominasi Hindu, membuat tujuan
politiknya lebih mengutamakan golongan Hindu), sedangkan tujuan Liga Muslim
sendiri untuk membela kepentingan-kepentingan politik golongan Muslim India
dari dominasi politik Hindu dalam Partai Kongres. Walaupun awalnya berbeda
tujuan, tetapi pada akhirnya dalam kurun waktu 1935-1947 keduanya sama-sama
berjuang untuk membebaskan India dari belenggu kolonialisme Inggris.[3]
Ada beberapa tujuan Liga Muslim, yaitu
a.
Untuk memperbesar rasa
setia kaum Muslim India kepada pemerintah dan menghilangkan salah paham yang
mungkin timbul berhubung dengan kehendak pemerintah mengenai suatu peraturan.
b.
Untuk menjaga dan
memajukan hak-hak serta kepentingan politik kaum Muslimin India dan untuk
memajukan keperluan-keperluan, kehendak-kehendak mereka kepada pemerintah
secara hormat.
c.
Untuk mencegah suatu
rasa permusuhan dari golongan Muslimin India kepada golongan masyarakat lain.
Orientasi
perjuangan Liga
Muslim lebih
bersifat konservatif, reaksioner dan kooperatif kepada pemerintah kolonial
Inggris dan lebih memusatkan perhatian pada upaya memperjuangkan hak kaum
Muslim yang merupakan minoritas di India.Walaupun demikian, terdapat bekerjasama Kongres dengan Liga Muslim dalam
menghasilkan Lucknow Pact tahun 1916. Isi dari Lucknow Pack intinya Kongres setuju
dengan model pemilihan terpisah bagi komunitas Muslim seperti yang diinginkan
pihak Liga Muslim.Kedua organisasi tersebut sepakat mengenai skema konstitusi
India atas dasar dominion sebagai tuntutan atas partisipasi rakyat India membantu
Inggris dalam Perang Dunia I.
Beberapa
tokoh pendiri Liga Muslim antara lain yaitu Nawab Sir Khwaja Salimullah, Nawab
Waqar-ul-Mulk Kamboh, Nawab Mohsin-ul-Mulk, Muhammad Ali Jinnah dan Syed Ameer
Ali. Dari beberapa tokoh Liga Muslim, penulis ingin membahas salah satu tokoh
Liga Muslim yakni Muhammad Ali Jinnah.
Muhammad
Ali Jinnah adalah politisi liberal yang selanjutnya dikenal sebagai
Quaid-i-Azam. Pada tahun 1913 M. Muhammad
Ali Jinnah masuk Liga Muslim India, dan tahun
itu juga terpilih menjadi Presiden Liga Muslim. [4] Jinnah mencoba selama lima belas tahun untuk membawa kaum Hindu dan kaum Muslim bersama, tetapi setelah gagal pada tahun 1928 di Calcutta dan pada tahun 1930 di KMB.[5] Pada saat Ghandi mengeluarkan konsep
nasionalisme India yang di dalamnya bergabung umat Islam dengan Hindu menjadi satu
bangsa, Ali Jinnah mengundurkan diri dari Liga Muslim dan menetap di London sebagai
pengacara. Setelah Liga Muslim membutuhkan pemimpin yang lebih aktif setlah meninggalnya Maulana Muhammad Ali, beliau diminta untuk pulang oleh teman-temannya, kemudian beliau dipilih kembali untuk memimpin Liga Muslim. Berkat kepemimpinannya Liga Muslim menjadi gerakan yang lebih kuat.[6] Menurut penulis, dalam memimpin Liga Muslim, Ali Jinnah sangatlah bagus, karena dapat membawa Liga Muslim menjadi gerakan yang kuat.
itu juga terpilih menjadi Presiden Liga Muslim. [4] Jinnah mencoba selama lima belas tahun untuk membawa kaum Hindu dan kaum Muslim bersama, tetapi setelah gagal pada tahun 1928 di Calcutta dan pada tahun 1930 di KMB.[5] Pada saat Ghandi mengeluarkan konsep
nasionalisme India yang di dalamnya bergabung umat Islam dengan Hindu menjadi satu
bangsa, Ali Jinnah mengundurkan diri dari Liga Muslim dan menetap di London sebagai
pengacara. Setelah Liga Muslim membutuhkan pemimpin yang lebih aktif setlah meninggalnya Maulana Muhammad Ali, beliau diminta untuk pulang oleh teman-temannya, kemudian beliau dipilih kembali untuk memimpin Liga Muslim. Berkat kepemimpinannya Liga Muslim menjadi gerakan yang lebih kuat.[6] Menurut penulis, dalam memimpin Liga Muslim, Ali Jinnah sangatlah bagus, karena dapat membawa Liga Muslim menjadi gerakan yang kuat.
Kepemimpinan Liga Muslimin di bawah Jinnah mengalami
perubahan –perubahan partai.[7]
Setelah
memimpin Liga Muslim, Ali Jinnah mengawali kegiatannya dengan menyusun
langkah-langkah baru memperjuangkan pemerintahan independen untuk muslim India,
kemudian melakukan konsolidasi bagi Liga Muslim dengan mengadakan sidang
tahunan di Bombay pada bulan April 1936, yang bertujuan untuk menyempurnakan
anggaran dasar organisasi yang lebih demokratis. Selanjutnya menyusun
organisasi untuk menghadapi pemilihan dewan pusat dan propinsi. Kemudian
mengadakan kunjungan ke daerah-daerah untuk mendapatkan dukungan bagi kandidat
dari Liga Muslim.[8]
Langkah
awal Ali Jinnah belum mampu memperlihatkan kekuatan yang berarti, kenyataannya
Liga Muslim kalah dalam pemilihan majelis propinsi tahun 1937 partai kongres
yang mendominasi kursi majelis. Partai Liga Muslim dianggap seakan-akan tidak
ada. Inilah yang menjadi pendorong pertentangan yang tajam antara Hindu dan
Islam, serta semakin tersudutnya umat Islam dalam kancah politik. Menurut Ali
Jinnah alternatif yang paling tepat bagi penyelesaian Hindu dan Islam di India
adalah adanya tanah air tersendiri bagi umat Islam. Dari sinilah umat Islam
berjuang demi lahirnya negara Islam.
Persetujuan
mengenai pembentukan negara tersendiri untuk umat Islam India sebagai tujuan
perjuangan Liga Muslim, dibahas dalam rapat tahunan Liga Muslim tahun 1940,
sidang kemudian menyetujuinya, dengan memberi nama negara dengan nama Pakistan.
Tentang nama Pakistan menurut salah satu sumber berasal dari seorang mahasiswa
India di London bernama Khaudri Rahmat Ali, ia sangat tertarik dengan pidato
Iqbal mengenai konsep negara muslim. Ia mengumpulkan huruf awal dari lima
wilayah yaitu “P” diambil dari Punjab, “A” dari Afghanistan, “K” dari Khasmir,
“S” dari Shindi, “Tan” dari Baluchistan. Sumber lain menyatakan bahwa Pakistan
berasal dari kata Persi yaitu “Pak” berarti suci, dan “Stan” berarti negara,
jadi Pakistan berarti negara suci. [9]
Dengan
dasar persetujuan yang jelas ini, Liga Muslim mendapat dukungan yang luar biasa
dari umat Islam dan kedudukannya semakin bertambah kuat. Sebaliknya,
tokoh-tokoh muslim yang bernaung di bawah partai Kongres Nasional India kehilangan
pengaruh, bahkan sebagian mereka meninggalkan partai Kongres kemudian bergabung
dengan Liga Muslim. Dengan demikian Jinnah dan Liga Muslim semakin bertambah
kuat, terlihat dari hasil perolehan suara terbanyak di beberapa daerah dalam
pemilihan tahun 1946.
Di
tahun 1942 Inggris telah menjanjikan kemerdekaan bagi India sesudah Perang
Dunia II selesai, namun terus tidak terlaksana dan hingga akhirnya pemerintah
Inggris membentuk pemerintahan sementara bagi India dengan Pandit Nehru dari
partai Kongres sebagai Presiden. Ali Jinnah tidak terima dan dia akhirnya
diminta turut serta dalam menyusun pemerintahan sementara. Perjuangan Ali
Jinnah berhasil dengan dikeluarkannya keputusan Inggris tentang kedaulatan
Pakistan.. Tanggal 15 Agustus 1947 lahirlah Pakistan sebagai negara bagi umat
Islam di India dengan Jenderal pertama yaitu Muhammad Ali Jinnah dan Perdana
Menteri Liquat Ali Khan. Jinnah menikmati hasil perjuangannya setahun lebih,
dan hingga Jinnah meninggal pada bulan September 1948 di Karchi.[10]
Dan
mengenai gagasan tentang kesadaran
nasional India, tumbuh melalui saluran pendidikan dan juga melalui pers.
Dilihat dari perkembangan terakhir di India sekarang, benar apa yang
dikhawatirkan tokoh-tokoh Islam non nasionalis, terdapat kecurigaan bahwa di belakang
nasionalisme India terletak konsep
Hinduisme dalam bentuk baru. Demikian juga Sayyid Ahmad Khan,
berkeyakinan bahwa anggota kasta-kasta dan pemeluk agama-agama yang berlainan
di India tidak bisa disatukan menjadi satu bangsa. Begitu juga Jinnah yang
semula setuju dengan ide nasionalisme India, tetapi setelah mengalami beberapa
kali perundingan untuk menjamin nasib umat Islam yang berakhir dengan
kegagalan, kepercayaannya kepada Partai Kongres hilang dan ia berkeyakinan
bahwa kepentingan umat Islam India bisa terjamin hanya melalui pembentukan
negara sendiri dan terpisah dari negara umat Hindu India. Dan itu sudah
terwujud dengan berdirinya negara Pakistan yang berasaskan
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarno. 2012. Dinamika
Sejarah Asia
Selatan. Yogyakarta:
Ombak.
Aisyah.
Nasionalisme Dan Pembentukan Negara Islam
Pakistan. Jurnal Politik Profetik Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014.
Rengga
Muslim. 2013. Peranan Politik Partai
Kongres dan Liga Muslim Dalam Pembagian Dominion India - Pakistan 1935-1947.
http://repository.upi.edu /4149/4/ S_SEJ_0807004_ Chapter1.pdf. diakses pada 28
Februari 2017 pukul 20.00
Makhmud
Syafe’i. Muhammad Ali Jinnah.
Artikel: FPIPS UPI
Mukti
Ali. 1993. Alam Pikiran Islam Modern di
India dan Pakistan. Bandung: Mizan.
Musidi.
Periode Pasca Merdeka: Pakistan. article
Universitas Sanata Dharma.
[3] Rengga
Muslim, Peranan Politik Partai Kongres dan Liga Muslim Dalam Pembagian Dominion
India-Pakistan 1935-1947, 2013, Artikel: UPI,
[4] Aisyah, Nasionalisme Dan Pembentukan Negara Islam Pakistan, Jurnal Politik
Profetik Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014.
[6] Aisyah, Nasionalisme Dan Pembentukan Negara Islam Pakistan, Jurnal Politik
Profetik Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014.
[9] Aisyah, Nasionalisme Dan Pembentukan Negara Islam Pakistan, Jurnal Politik
Profetik Volume 4 Nomor 2 Tahun 2014.
Langganan:
Postingan (Atom)