Cari Blog Ini

Senin, 20 Maret 2017

Masyarakat Madani di Tangan Generasi Muda




Masyarakat Madani di Tangan Generasi Muda
Oleh: Tanisa Aulia Chika Rizki

Setelah bergulirnya reformasi, masyarakat Indonesia menginginkan terwujudnya suatu masyarakat baru yang terbuka, maju dan modern. Pertanyaan demi pertanyaan tentang bentuk masyarakat ideal yang diinginkan bangsa Indonesia semakin kuat dikumandangkan.Masyarakat yang demikian tercermin dengan adanya masyarakat madani. Masyarakat madani yang diharapkan sebagai suatu tatanan ideal masyarakat, diharapkan mampu menghasilkan masyarakat yang stabil, rakyat yang berdaulat, pemerintahan yang bersih dan demokratis. Selain itu dengan masyarakat madani sebagi motor penggerak bangsa diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, suatu masyarakat adil makmur (H.A.R. Tilaar. 2002:145).
Sebagai generasi muda yang peduli akan masa depan bangsanya, tentulah para pemuda adalah tongak awal dilaksanakannya masyarakat madani. Masyarakat madani pada dasarnya adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta masyarakat yang maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukankan ciri masyarakat yang demikian selayaknya dimiliki oleh para generasi muda Indonesia. Pada masa ini merupakan momentum untuk generasi muda berkiprah dalam mengembangkan dan memperkuat masyarakat madani atau civil society dalam rangaka menciptakan kepemimpinan yang berkualitas.
Sejarah telah membuktikan bawasannya pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara ini. Begitu juga dalam lingkup kehidupan bermasyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang  potensial dalam tatanan masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan bangsa. Keberadaan pemuda di Indonesia sesungguhnya dapat menjadi aset yang berharga bagi masa depan bangsa ini ke arah yang lebih baik sehingga mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain (Wahyu Ishardino Satries, 2009:88).
Sebagaimana Allah telah berfirman yang artinyakamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar, dan beriman kepada Allah, sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Jelaslah dalam Al-Quran ditegaskan bahwa kita sebagai generasi muda adalah umat terbaik yang mampu untuk mengembangkan adanya masyarakat madani. Sebagai generasi muda yang kritis tentulah kita dapat mengupayakan terwujudnya masyarakat madani dengan baik. Al-Qur’an menyebut masyarakat ini dengan umatan wasatho artinya adalah umat yang tengah-tengah (Q.S. Ali Imran,3 :110).
Sudah menjadi kewajiban kita bersama, selaku warga negara Indonesia, untuk berperan serta dalam usaha bersama bangsa kita mewujudkan masyarakat madani atau civil society di negara Republik Indonesia. Terbentuknya masyarakat madani di Indonesia merupakan bagian mutlak dari wujud cita-cita kenegaraan, yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat madani tidak akan terwujud jika hukum tidak ditegakkan dengan adil, yang dimulai dengan ketulusan komitmen pribadi. (Ajat Sudrajat, dkk, 2013:121-122).
Indonesia yang kini memasuki era demokrasi menjadi wahana bagi kaum muda untuk berkiprah dalam rangka pemberdayaan masyarakat madani. Nilai-nilai demokrasi pada dasarnya adalah toleransi, sikap saling mempercayai, dankomitmen untuk menyelesaikan persoalan secara demokratis. Ketiga elemen ini penting sebagai dasar untukmelahkukan kompromi, mengakomodasikan berbagai macam kepentingan, dan mengartikulasikan kebebasan individu dan masyarakat. Dari unsur-unsur semacam inilah apa yang disebut sebagai civic culture diharapkandapat berkembang (Bahtiar Effendy, 2001:164-165)
Disini peran generasi muda adalah menegakkan demokrasi. Pada zaman Rasulullah, beliau membangun masyarakat Madinah yang berperadaban memakan waktu yang cukup lama yakni sepuluh tahun. Beliau membangun masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allahdan taat kepada ajaran-Nya, yang dalam peristilahan kitab suci disebut semangat rabbaniyah atau rabbiyyah. Semangat rabbaniyah yang tulus akan  memancar dalam semangat perikemanusiaan. Selanjutnya semangat perikemanusiaan akan memancar dalam berbagai bentuk hubungan pergaulan sesama manusia yang penuh budi luhur (Ajat Sudrajat, dkk, 2013:121)
Terlepas dari fakta di atas, mewujudkan masyarakat madani di Indonesia memang sedikit sulit. Selain wilayah Indonesia yang luas dan terdapat perbedaan budaya yang sering kali menghambat adanya demokrasi. Adanya terorisme di Indonesia mencontohkan bahwa ada beberapa sekumpulan masyarakat yang mempunyai idealisme berbeda sehingga tidak mempunyai rasa kesatuan dengan anggota masyarakat yang lain. Pada daerah yang terpencil masyarakatnya juga merasa apatis terhadap dunia luar dang menganggap demokrasi itu tidak penting.
Disamping itu yang dihadapi pemuda selanjutnya adalah masyarakat masa depan atau masyarakat yang terbuka yaitu masyarakat yang sarat dengan kompetisi baik pada ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Sehingga pemuda Indonesia harus mampu menjadi pemuda yang unggul, yang dalam artian menjadi pemuda yang kompetitif, berkepribadian, kreatif, inofatif, dan memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Semanggat untuk melakukan pembaharuan juga merupakan ciri dari pemudayang unggul, bahkan ia senantiasa melakukannya dengan standar kualitas yang tinggi. Hal ini berarti pemuda Indonesia harus menjadi pemuda yang inovator, agar mampu berkiprah dimasa datang. (Anton Suwito, 2014:581)
Lalu bagaimanakah langkah generasi muda dalam pengembangan masyarakat madani di Indonesia?Sebagai generasi muda kita dapat berkiprah diberbagai oraganisasi-organisasi masyuarakat sesuai dengan minat dan bakat. Untuk dapat mengasah daya kepeloporan dan kepemimpinan sertaperan aktif dalam pembangunan masyarakat, generasi muda harus diberi stimulan berupa kesempatan sebesar-besarnya dalam organisasi kemasyarakatan (Ormas) maupun organisasi kepemudaan baik tingkat lokal maupun tingkat nasional. Sebab dalam organisasi inilah mental, ketangguhan, dan sumbangsih pemikiran seseorang pemuda dapat diasah melalui program-program nyata di organisasi tersebut. Dengan demikian sedikit demi sedikit masyarakat madani akan tumbuh di Indonesia.(Wahyu Ishardino Satries, 2009:91)
Selain itu, masyarakat madani adalah masyarakat yang berpegang teguh pada keadilan. Maka, pemuda yang merupakan cerminan dari masyarakat madani haruslah dengan tulus menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Contoh sederhanannya bisa dengan selalu bersikap adil dan tidak memihak kepada siapapun, misal ketika memberikan penilaian kepada pekerjaan teman di kelas.
Bukankah bangsa Indonesia memiliki semua perlengkapan yang diperlukan untuk menegakkan masyarakat madani. Kita semua sangat berharap bahwa masyarakat madani akan segera terwujud dan tumbuh semakin kuat di Negara kita dalam waktu dekat. Berbagai kemajuan yang dicapai bangsa kita sejak zaman orde baru yang disusul orde reformasi dalam berbagai bidang cukup beralasan kita berpengharapan seperti itu. Namun, juga harus diwaspadai bahwa belum semua masyarakat kita baik elite maupun rakyat memiliki itikad baik untuk mewujudkan masyarakat madani ini dalam kehidupan bangsa kita (Ajat Sudrajat, dkk, 2013:123)
Peran dan posisi pemuda tentu saja tidak dapat terpisahkan dalam masyarakat madani. Karena pemuda adalah penerus bangsa. Pemuda adalah calon-calon pewaris bangsa. Seperti yang kita ketahui, ada banyak sekali pemuda yang bergerak dan terus berkembang untuk bangsanya. Pemuda yang mencurahkan pikirannya untuk bangsanya, calon ilmuan-ilmuan bangsa. Pemuda yang menyerahkan jiwa raganya untuk bangsa, menjaga keutuhan bangsa seperti pemuda-pemuda yang menjadi tentara. Para pemuda yang kritis dan aktif menolak kekuasaan. Pemuda masyarakat madani yang tentu saja berpegang teguh pada nilai-nilai keadilan.


Daftar Pustaka

Sudrajat, Ajat dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: UNY Press
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Effendy, Bahtiar. 2001. Teologi Baru Politik Islam. Yogakarta: Galang Pres
Satries, Wahyu Ishardino. “Peran Serta Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat”. Jurnal Madani Edisi I/Mei 2009
Suwito, Anton. “Membanguan Integritas Bangsa Di Kalangan Pemuda Untuk Menangkal Radikalisme”. Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume IV, No 2, Juli 2014

terimakasih semoga bermanfaat :)


4 komentar: