Upacara Nawu Kong
Sebagai Tradisi di Bulan Suro
Oleh: Tanisa
Aulia Chika R
Nawu kong
(enceh) merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan di komplek Makam
Raja-Raja Imogiri pada bulan Suro. Upacara Nawu Kong ini dilaksanakan tepatnya
pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Suro. Upacara Nawu Kong (enceh)
merupakan ritual mengguras air dalam gentong yang berada dalam makam Raja-Raja
Imogiri. Gentong yang terdapat di Komplek Makam Raja-Raja Imogiri berjumlah
empat buah, yang masing-masing berukuran sama besar. Pengurasan gentong
dilakukan oleh seorang abdidalem Kraton yang berpangkat Tumenggung atau
Ngabehi. Pengurasan gentong menggunakan siwur (gayung yang terbuat dari bathok
kelapa dengan gagang kayu) yang pada harisebelumnya diarak melalui Kirab Budaya.
Setelah dilakukan pengurasan gentong selanjutnya air yang dikuras akan
dibagikan kepada warga yang menganggap bahwa air tersebut dapat memberikan
berkah dalam kehidupannya. Banyak warga yang berbondong-bondong datang ke
Komplek Makam Raja-Raja Imogiri untuk
mencari berkah dari air kong tersebut. walaupun melewati anak tangga yang
banyak untuk sampai ke tempat dilaksanakan upacara nawu kong namun tetap saja
upacara ini dihadiri begitu banyak warga yang antusias.
Sebelum
dilaksanakan upacara tradisi Nawu Kong pada hari sebelumnya yaitu malam satu
Suro atau Minggu 1 Oktober 2016 di komplek Makam Raja-Raja Imogiri dilaksanakan
ritual “tapa bisu mubeng beteng” atau mengelilingi beteng makam dalam
keheningan yang bertujuan untuk memanjatkan doa serta memperingati tahun baru
islam. Setelah itu tradisi di bulan Suro dilanjutkan dengan Kirab Ngarak Siwur yang
bertepatan pada Kamis 6 Oktober 2016. Siwur merupakan gayung yang nantinya akan
digunakanuntuk nguras gentong di Komplek Makam Raja-Raja Imogiri. Siwur yang
diarak dari Kecamatan Imogiri menuju Komplek Makam yang berjarak kurang lebih 1
km dengan berjalan kaki beserta gunungan Tidak hanya mengarak siwur dan
gunungan, namun pemerintah Kecamatan Imogiri memberikan tempat pada
kesenian-kesenian daerah yang ingin berpartisipasi didalam arak-arakan Kirab
Siwur, seperti kesenian tari tradisional, jathilan dan lain-lain.Gunungan yang
berisi bahan makanan nantinya akan diperebutkan setelah sesampainya di terminal
bawah Makam Raja-Raja Imogiri. Alasan mengapa masyarakat memperebutkan gunungan
tentunya sama, yaitu mengharap berkah lewat adanya bahan makanan yang ditata
dalam gunungan tersebut.
terimakasih semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar