Cari Blog Ini

Senin, 20 Maret 2017

Upacara Nawu Kong Sebagai Tradisi di Bulan Suro



Upacara Nawu Kong Sebagai Tradisi di Bulan Suro
Oleh: Tanisa Aulia Chika R

Nawu kong (enceh) merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan di komplek Makam Raja-Raja Imogiri pada bulan Suro. Upacara Nawu Kong ini dilaksanakan tepatnya pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Suro. Upacara Nawu Kong (enceh) merupakan ritual mengguras air dalam gentong yang berada dalam makam Raja-Raja Imogiri. Gentong yang terdapat di Komplek Makam Raja-Raja Imogiri berjumlah empat buah, yang masing-masing berukuran sama besar. Pengurasan gentong dilakukan oleh seorang abdidalem Kraton yang berpangkat Tumenggung atau Ngabehi. Pengurasan gentong menggunakan siwur (gayung yang terbuat dari bathok kelapa dengan gagang kayu) yang pada harisebelumnya diarak melalui Kirab Budaya. Setelah dilakukan pengurasan gentong selanjutnya air yang dikuras akan dibagikan kepada warga yang menganggap bahwa air tersebut dapat memberikan berkah dalam kehidupannya. Banyak warga yang berbondong-bondong datang ke Komplek Makam Raja-Raja Imogiri  untuk mencari berkah dari air kong tersebut. walaupun melewati anak tangga yang banyak untuk sampai ke tempat dilaksanakan upacara nawu kong namun tetap saja upacara ini dihadiri begitu banyak warga yang antusias.
Sebelum dilaksanakan upacara tradisi Nawu Kong pada hari sebelumnya yaitu malam satu Suro atau Minggu 1 Oktober 2016 di komplek Makam Raja-Raja Imogiri dilaksanakan ritual “tapa bisu mubeng beteng” atau mengelilingi beteng makam dalam keheningan yang bertujuan untuk memanjatkan doa serta memperingati tahun baru islam. Setelah itu tradisi di bulan Suro dilanjutkan dengan Kirab Ngarak Siwur yang bertepatan pada Kamis 6 Oktober 2016. Siwur merupakan gayung yang nantinya akan digunakanuntuk nguras gentong di Komplek Makam Raja-Raja Imogiri. Siwur yang diarak dari Kecamatan Imogiri menuju Komplek Makam yang berjarak kurang lebih 1 km dengan berjalan kaki beserta gunungan Tidak hanya mengarak siwur dan gunungan, namun pemerintah Kecamatan Imogiri memberikan tempat pada kesenian-kesenian daerah yang ingin berpartisipasi didalam arak-arakan Kirab Siwur, seperti kesenian tari tradisional, jathilan dan lain-lain.Gunungan yang berisi bahan makanan nantinya akan diperebutkan setelah sesampainya di terminal bawah Makam Raja-Raja Imogiri. Alasan mengapa masyarakat memperebutkan gunungan tentunya sama, yaitu mengharap berkah lewat adanya bahan makanan yang ditata dalam gunungan tersebut.

terimakasih semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar