PERANG
IRAK IRAN (PERANG TELUK PERSI 1)
A.
Latar Belakang
Perang Irak Iran (perang teluk persi 1)
dimulai pada 22 september 1980 dengan masuknya pasukan Irak ke wilayah Iran,
dan menguasai daerah Qas E Shirin termasuk kota kota kecil perbatasan seperti Sumer.
Alasan penyerbuan Irak adalah untuk membebaskan daerah Khuzistan yang kaya
minyak, dimana mayoritasnya adalah suku arab, yang selama ini berada dibawah
dominasi orang persia yang rasialis.
Ada yang menyatakan teori perang irak
iran adalah sebuah Blitzkrieg atau
perang kilat yang artinya perang ini akan melumpuhkan bila berhasil seluruh
alat militer lawan, sehingga tak mungkin bagi mereka mengadakan perlawanan atau
serangan balasan.
Dalam perlawanan terhadap Irak, negara
iran selain menggunakan tentara juga melakukan sabotase, penghancuran moral dan
taktik yang digunakan iran adalah sebuah perang jangka panjang, tujuannya
adalah agar mereka dapat menggulingkan dari dalam negeri irak sendiri pemerintahan
Saddam Husein. Sedangkan irak menggunakkan kekuatan militer untuk mencoba
mencekik ekonomi iran sehingga rezim Khomeini jatuh.
B. Berjalannya
Perang Irak-Iran (Perang Teluk I)
Dimulai
pada 22 September 1980 dengan masuknya pasukan Irak ke wilayah Iran, dan
menguasai daerah Qas E Shirin termasuk kota-kota kecil perbatasan seperti
Sumar. Sermel, Zehabdan menyerang kota pelabuhan Khoramshar juga kota kilang
minyak terbesar dunia. Angkatan Udara Irak menyerbu basis-basis militer dan
lapangan-lapangan udara di Tabriz, Ahvaz, Sanandaj, Khermanshah, Dezhul, dan
Taheran.
Alasan
penyerbuan Irak adalah untuk membebaskan daerah Khuzistan yang kaya minyak, di
mana mayoritasnya adalah suku Arab, yang selama ini berada di bawah dominasi
orang Persia yang rasialis.
Ada
yang mengatakan teori perang Irak Iran adalah sebuah blitzkrieg (perang kilat), artinya perang ini berhasil bila dengan
melumpuhkan seluruh alat militer lawan, sehingga tak mungkin mereka melawan.
Mula-mula Iran kaget, tetapi mereka waspada, maka mereka mengadakan serangan
balasan dengan menyerang pelabuhan minyak Irak di Teluk Persia, Basra, dan
sentral nuklir di dekat Baghdad.
Iran
melawan Irak dengan adalah melawan menggunakan tentara, melakukan sabotase,
penghancuran moral dan taktik yang digunakan Iran adalah sebuah perang jangka
panjang, tujuannya agar mereka dapat menggulingkan dari dalam negeri Irak
sendiri pemerintahan Saddam Husein. Sedangkan Irak sendiri menyerang
menggunakan kekuatan militer untuk mencoba mencekik ekonomi Iran sehingga rezim
Khomeini jatuh.
Penyerangan
Irak ke Iran memang telah ditentukan karena situasi Iran pada waktu itu dalam
keadaan:
1.
Adanya
pertentangan dala negeri Iran sedang hebat-hebatnya.
2.
Tingkat
hidup rakyat merosot sehingga timbul tidak puas mereka pada rezim baru.
3.
Pendapatan
minyak dan keuangan Iran turun sekali.
Beberapa penyebab ketidaksiagaan Iran
atas penyerbuan Irak:
1.
Tentara
Iran sedang dalam pembersihan, karena banyak perwira-perwira penting mereka
yang dipecat, dihukum ataupun ditahan.
2.
Tentara
juga diperintahkan untuk menghadapai Uni Soviet.
3.
Tentara
juga diperintahkan untuk menumpas pemberontakan di Kurdistan.
Pembersihan yang dilakukan
besar-besaran di kalangan pemimpin tentara, sehingga menyebabkan organisatoris
tentara Iran rapuh. Mereka juga kekurangan suku cadangan akibat Blokade
ekonomi-militer yang dilakukan oleh Amerika dan negara-negara sekutunya akibat
aksi penyanderaan.
Mereka memiliki keberuntungan karena
mereka tahu untuk apa mereka berperang, yaitu untuk membela negara dari pendudukan
musuh, kehormatan, dan kecintaan pada tanah air.
Pertahanan Iran dilakukan oleh militer,
juga dibantu oleh pasukan Pasdaran,
yaitu pengawal revolusi yang lahir bersamaan dengan revolusi Iran dan merupakan
kekuatan bersenjata. Anggotanya diambil dari sukarelawan-sekarelawan yang sudah
dewasa, laki-laki maupun wanita, serta dibantu oleh rakyat yang membentuk
organisasi pertahanan sipil, dewan-dewan desa dan kota yang mengatasi
masalah-masalah sosial, dewan-dewan pabrik, serikat-serikat buruh dan petani.
Korban semakin banyak, dan sukar bagi
Irak untuk terus mengirimkan pasukannya ke daerah yang amat padat penduduknya,
dan dipertahankan secara bersama antara rakyat, militer dan Pasdaran.
Hingga pada 28 September 1980 Dewan PBB
di New York bersidang untuk meminta kedua negara (Iran-Irak) menghentikan
peperangan dan mengadakan perundingan. Perang ini sulit diselesaikan karena mereka
tidak mengindahkan permintaan PBB. Karena pihak Iran sendiri tidak mau
berunding sebelum Irak mundur dari Iran, karena bagi Iran sendiri malah
membangkitakan rasa patriotisme dan nasionalisme Iran, sehingga
pertentangan-pertentangan politik dikesampingkan dulu untuk difokuskan melawan
Irak. Sedangkan Irak mengatakan sanggup berperang melawan Iran bukan hanya
untuk 3 atau 4 bulan saja tetapi sampai kapan saja.
C.
Sebab Terjadinya Perang Irak-Iran
(Perang Teluk I)
Penyebab perang Irak-Iran I ini adalah
disebabkan nafsu Imperialisme. Tujuannya adalah untuk menguasai Teluk Persia,
yaitu daerah Shattle Al Arab yang
mana merupakan sebuah muara besar dan pertemuan antara Sungai Tigris dan Sungai
Eufrat yang mengalir ke Teluk Persia di mana terletak di perbatasan negara
Irak, Iran dan Kuwait. Dan daerah ini di mana tanahnya banyak mengandung
minyak.
Dalam penyerangan Irak ke Iran ini
sudah diperhitungkan dengan cermat oleh pihak Irak sehingga alasan
penyerangannya adalah:
1.
Dimensi
sejarah penyerbuan, artinya apabila menang negerinya akan dapat prestasi luar
biasa dan boleh dianggap tepat, “Mengambil seluruh wilayah Arab yang telah
diduduki Iran”, termasuk di dalamnya Khuzistan, ketiga pulau di Selat Ormuz
(Pulau Abu Musa, Pukau Makam Kecil, dan Pulau Makam Besar) dan penentuan
pemakaian perairan Teluk Persia yang dianggapnya adil.
2.
Sudah
sejak lama rezim Syiah di Iran telah mengajak orang-orang Syiah di Irak untuk
berontak menumbangkan Irak. Sebab Partai Bath dan Saddam Husein dianggapnya
anti-Islam di negeri yang mayoritas penduduknya Islam.
D.
Irak Iran dengan Super Powernya
Pada permulaan serangan Irak ke Iran,
kedua negara super power telah menunjukkan sikap
netral. Seolah-olah mereka bermaksud membiarkan agar serangan Irak ke Iran akan
dapat menghancurkan rezim Khomeini. Padahal apabila kedua super power ini mau menghentikan konflik antar Irak-Iran, mereka
akan dapat membuat ultimatum.
Sekilas memang tampak kalau Uni Soviet
mendapat untung dari Perang Irak-Iran ini apabila Irak yang menang. Sebab
mereka mempunyai hubungan dekat dengan Irak, bahkan 75% persenjataan Angkatan
Perang Irak berasal dari Uni Soviet. Sedangkan bagi Amerika Serikat, penyerbuan
Irak ke Iran membuat mereka bahagia, karena perang itu diperkirakan dapat
membebaskan secepatnya warga negara mereka yang disandera di Iran.
Pada mulanya, penasihat-penasihat
strategi Amerika menganggap bahwa Uni Sovietlah yang akan dapat keuntungan
paling besar dari perang itu. Kemudian Amerika menyiapkan dua skenario ketika
perang ini pecah, yang mana kedua-duanya dianggap menguntungkan Uni Soviet,
yaitu:
1.
Bahwa
sebuah jalan keluar ditemukan, Irak-Iran berunding di bawah prakarsa Uni
Soviet, maka di sinilah pengaruh Uni Soviet akan naik.
2.
Khomeini
tidak mau menyerah. Sedangkan perang berlangsung lama sekali hingga sedikit
demi sedikit negara Iran hancur, maka Irak menguasai wilayah-wilayah minyak
Iran dan Uni Soviet akan mendapat bagian pula.
Dalam perang Irak Iran ini, terbagi
dalam dua kubu, yaitu:
1.
Kubu
Iran: Suriah, Libya, dan Yaman Selatan.
2.
Kubu
Irak: Mesir, Yordania, Yaman Utara, GCC (Dewan Kerjasama Teluk negara-negara
Arab), AS/Barat, Maroko, PLO, dan Uni Soviet.
E.
Perdamaian Irak Iran
Akhirnya terwujudlah perdamaian
gencatan senjata antara Irak Iran pada 20 Agustus 1988, yang mana kedua negara
yang sudah lama saling menggempur satu sama lain selama delapan tahun dan
dianggap tidak mungkin dapat berdamai.
Ada sejumlah faktor yang memaksa
Taheran dan Baghdad ke meja perundingan, yaitu:
1.
Menipisnya
kemampuan ekonomi.
2.
Menguatnya
arus moderasi.
3.
Menurunnya
semangat bertempur.
4.
Ketidakseimbangan
dukungan internasional di mana negara dan sebaliknya pula dengan Teheran.
Terciptanya
gencatan senjata antara Irak dan Iran mempunyai implikasi lebih luas bagi
terciptanya perdamaian dalam skala regional di kawasan ini. Dalam arti positif
implikasi itu berupa adanya kecenderungan normalisasi Iran dengan negara-negara
Arab Sekutu Amerika, Kumait dan Baahran misalnya. Perang delapan tahun melawan
Irak membawa akibat yang cukup serius begitu juga sebaliknya. Hal ini khusus
dalam perekonomian di negara Iran. Selain itu telah banyak menelan korban,
rumah banyak yang hancur sehingga banyak yang kehilangan tempat tinggal.
Untuk mengatasi masalah ekonomi dalam negeri, pemerintahan
Iran di bawah Presiden Rafsaniani telah mengambil langkah-langkah yaitu:
1.
Menyusun
replika pertama, yaitu menitikberatkan rekonstruksi bidang pembangunan,
pertanian, dan perindustrian.
Kesimpulan
Perang Irak-Iran terjadi mulai pada 22
September 1980 ditandai dengan masuknya pasukan Irak ke wilayah Iran. Penyebab
perang Irak-Iran I ini adalah disebabkan nafsu Imperialisme. Tujuannya adalah
untuk menguasai Teluk Persia, yaitu daerah Shattle
Al Arab yang mana merupakan sebuah muara besar dan pertemuan antara Sungai
Tigris dan Sungai Eufrat yang mengalir ke Teluk Persia di mana terletak di
perbatasan negara Irak, Iran dan Kuwait. Dan daerah ini di mana tanahnya banyak
mengandung minyak.
Dalam perang Irak Iran ini, terbagi dalam dua kubu, yaitu:
Kubu Iran: Suriah, Libya, dan Yaman Selatan. Serta Kubu Irak: Mesir, Yordania,
Yaman Utara, GCC (Dewan Kerjasama Teluk negara-negara Arab), AS/Barat, Maroko,
PLO, dan Uni Soviet. Hinggar akhirnya tercapailah perdamaian antara Irak Iran
ditandai dengan adanya gencatan senjata pada 20 Agustus 1988.
DAFTAR PUSTAKA
Yusliani Noor. 2014. Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
M. Riza Sihbudi, dkk. 1992. Islam, Dunia Arab, Iran “Bara Timur Tengah”.
Jakarta: Mizan.
Nasir Tamara, Agnes Samsuri. 1981. Perang Irak-Perang Iran. Jakarta: Sinar
Harapan.
Terimakasih J
Dek.. waah.. selamat nggeh atas blog baru ne...
BalasHapusinggeh..maturnuwun mas pend
HapusMantap Fat.
BalasHapusTapi itu daftar pustaka kali ya, bukan daftar isi :)
perang Iran - Irak menguntungkan pemerintahan Saddam Hussein
BalasHapus